Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Masuknya Bangsa Eropa ke Nusantara: Awal Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia

(Sumber: idsejarah.net)
SAMSULNGARIFIN.COM - Pada postingan kali ini kita akan membahas tentang masuknya bangsa eropa ke Indonesia. Letak wilayah Nusantara yang berada di jalur perdagangan internasional membuat banyak bangsa yang datang ke Indonesia, salah satunya Bangsa Eropa. Pada awalnya tujuan kedatangan bangsa Eropa hanyalah untuk melakukan perdagangan. Namun tujuan tersebut kemudian berubah haluan menjadi melakukan penguasaan wilayah atau penjajahan.

A. Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia

1. Awal kedatangan bangsa Portugis

Berita Columbus berhasil menemukan daerah baru membuat Raja Portugis penasaran dan mengutus pelaut ulung Portugus benrnama Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi meenjelajahi samudra mencari Tanah Hindia. Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat menuju Tanah Hindia. Sebelum Vasco da Gama diperintahkan oleh Raja Portugis, sudah ada pelaut lain yang melakaukan pelayaran yaitu Bartholomeus Diaz. 

Ia melakukan pelayaran mencari daerah timur dengan menelusuri pantai barat Afrika, hingga pada tahun 1488 karena serangan ombak yang besar terpaksa Bartholomeus Diaz dan rombongan mendarat di ujung Selatan Benua Afrika, yang kemudian tempat tersebut diberi nama Tanjung Harapan. Bartholomeus Diaz tidak melanjutkan pelayaran melainkan bertolak kembali ke negaranya. 

Pada tahun 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon dan memulai penjelajahan mengikuti rute yang telah dilalui oleh Bartholomeus Diaz. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang telah ia sewa, setelah singgah di Tanjung Harapan ia dan rombongan melanjutkan perjalanan dengan melalui pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Samudra Hindia. 

Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama berhasil mendarat di Kalikut dan Goa di pantai barat India. Di daerah Goa mereka bahkan berhasil mendirikan kantor dagang yang dilengkapi dengan benteng. Atas keberhasilannya ini Vasco da Gama diangkat sebagai penguasa Goa oleh Raja Portugis. 

Setelah beberapat tahun tinggal di India mereka menyadari bahwa India bukan daerah penghasil rempah-rempah. Karena hal tersebut, dipersipakan ekspedisi selanjutnya yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque. Hingga pada tahun 1511 mereka berhasil mendarat di Malaka dan berhasil menguasai perdagangan di wilayah Malaka. 

2. Perkembangan penjajahan bangsa Portugis

Malaka sebagai pintu gerbang dari kedatangan orang orang portugis, dimana pada masa itu seorang raja dari portugal memerintahkan Diego Lopes de Sequeira untuk datang ke Malaka. Dimana untuk awalnya Sultan Mahmmud Syah sebagai sultan di Malaka menyambut baik kedatangan dari utusan portugis tersebut. Namun dengan berjalannya waktu para pedangan muslim yang berada di Malaka dapat menyakinkan sultan bahwa bangsa portugis dapat memberikan ancaman buruk bagi Kerajaan malaka. 

Serangan Malaka terhadap Sequeira dan anak buahnya memicu kemarahan orang Portugis. Portugis kemudian mengirim Gubernur Portugis di India, yaitu Alfonso d' Albuquerque. Ia berangkat dari Goa pada bulan April 1511 menuju Malaka dengan kekuatan kira-kira 1.200 orang dan 17-18 kapal. Perang antara Malaka dan Portugis tidak dapat dihindari lagi. Portugis menang dan berhasil menduduki Malaka. Setelah berhasil menaklukkan Malaka, Portugis mengirimkan sebuah armada ke Maluku di bawah pimpinan Fransisco Serrao. 

Periode 1511-1526, selama 15 tahun, Nusantara menjadi pelabuhan maritim penting bagi Kerajaan Portugis, yang secara reguler menjadi rute maritim untuk menuju Pulau Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku. Pada tahun 1511 Portugis mengalahkan Kerajaan Malaka. Pada tahun 1512 Portugis menjalin komunikasi dengan Kerajaan Sunda untuk menandatangani perjanjian dagang, terutama lada. 

Perjanjian dagang tersebut kemudian diwujudkan pada tanggal 21 Agustus 1522 dalam bentuk dokumen kontrak yang dibuat rangkap dua, satu salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja Portugal. 

Pada hari yang sama dibangun sebuah prasasti yang disebut Prasasti Pejanjian Portugal di suatu tempat yang saat ini menjadi sudut Jalan Cengkeh dan Jalan Kali Besar Timur I, Jakarta Barat. Dengan perjanjian ini maka Portugis dibolehkan membangun gudang atau benteng di Sunda Kelapa. 

Pada tahun 1512 juga Afonso de Albuquerque mengirim Antonio Albreu dan Franscisco Serrao untuk memimpin armadanya mencari jalan ke tempat asal rempah-rempah di Maluku. Sepanjang perjalanan, mereka singgah di Madura, Bali, dan Lombok. Dengan menggunakan nakhoda-nakhoda Jawa, armada itu tiba di Kepulauan Banda, terus menuju Maluku Utara hingga tiba di Ternate. 

Kehadiran Portugis di perairan dan kepulauan Indonesia itu telah meninggalkan jejak-jejak sejarah yang sampai hari ini masih dipertahankan oleh komunitas lokal di Nusantara, khususnya flores, Solor dan Maluku, di Jakarta Kampong Tugu yang terletak di bagian Utara Jakarta, antara Kali Cakung, pantai Cilincing dan tanah Marunda. 

Bangsa Eropa pertama yang menemukan Maluku adalah Portugis, pada tahun 1512. Pada waktu itu 2 armada Portugis, masing-masing dibawah pimpinan Anthony d'Abreu dan Fransisco Serau, mendarat di Kepulauan Banda dan Kepulauan Penyu. Setelah mereka menjalin persahabatan dengan penduduk dan raja-raja setempat - seperti dengan Kerajaan Ternate di pulau Ternate, Portugis diberi izin untuk mendirikan benteng di Pikaoli, begitupula Negeri Hitu lama, dan Mamala di Pulau Ambon. Namun hubungan dagang rempah-rempah ini tidak berlangsung lama, karena Portugis menerapkan sistem monopoli sekaligus melakukan penyebaran agama Kristen. 

Salah seorang misionaris terkenal adalah Francis Xavier. Tiba di Ambon 14 Pebruari 1546, kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate, tiba pada tahun 1547, dan tanpa kenal lelah melakukan kunjungan ke pulau-pulau di Kepulauan Maluku untuk melakukan penyebaran agama. Persahabatan Portugis dan Ternate berakhir pada tahun 1570. Peperangan dengan Sultan Babullah selama 5 tahun (1570-1575), membuat Portugis harus angkat kaki dari Ternate dan terusir ke Tidore dan Ambon 

Berbagai kesulitan kesulitan yang di temui oleh para orang portugis, maka membuat kekuatan kekuasaan mereka makin lama makin melemah dan membuat posisi mereka berbagai tempat di nusantara semakin luntur, dan menjelang pada akhir abat ke 16, kedudukan orang portugis di indonesia semakin memburuk lagi. karena adanya perlawanan secara griliya dari masyarakat pribumi atas perdangan monopoli yang di lakukan oleh portugis secara semena mena. Dan kemudian mereka terdesak dan beralih kekuasan yakni mereka di pindah ke nusa tenggara dan akhirnya sampai di daerah Timor, dan kemudian kekuasaan mereka leyap seiring datangnya zaman kolonialisme belanda di Nusantara. 

B. Masuknya Bangsa Spanyol ke Indonesia

1. Awal kedatangan bangsa Spanyol

Orang Spanyol merupakan pelopor dalam pelopor pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan dunia baru. Setelah Christoper Columbus berhasil menemukan benua Amerika pada pelayaran pertamanya pada tahun 1492. Setelah berhasil menemukan tmpat baru yang dinamakan benua Amerika, rombongan Columbus kembali ke Spanyol untuk melapor. 

Keberhasilan Columbus dalam menemukan dunia baru, mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan ke samudra timur dan menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magellan disertai oleh seorang kapten kapal yang bernama Yan Sebastian del Cano. Magellan mengambil jalur yang telah dilalui oleh Columbus. Setelah terus berlayar Magellan dan rombongan mendarat di ujung selatan benua Amerika yang kemudia tempat tersebut dinamakan Selat Magellan. 

Melalui selat ini Magellan dan rombogan terus berlayar meninggalkan Samudra Atlantik menuju Samudera Pasifik. Setelah sekitar 3 bulan berlayar Magellan dan rombongan mendarat di Pulau Guam pada tahun 1521. Kemudian melanjutkan penjelajahannya dan menemukan Kepulauan Massava (Filipina) yang kemudian menyatakan bahwa daerah tersebut merupakan daerah koloni Spanyol. 

Karena tindakannya itulah Magellan dan rombongan mendapatkan perlawanan dari rakyan Mactan dan akhirnya Magellan terbunuh dalam peperangan tersebut. Rombongan yang selamat dalam pertempuran tersebut melarikan diri dan kemudian oleh del Cano dipimpin bergerak ke arah selatan dan menemukan Kepulauan Maluku. Di Maluku mereka memenuhi kapal dengan rempah-rempah kemudian kembali ke Spanyol lagi melalui Tanjung Harapan di Afrika Selatan. 

2. Perkembangan penjajahan bangsa Spanyol

Magelhaens atau Magellan merupakan seorang keturunan Portugis yang telah lama bekerja di pemerintahan Spanyol. Ia memiliki ambisi untuk mencapai daerah penghasil rempah - rempah di Maluku. Pada 10 Agustus 1519, ia bersama lima kapal dan 165 orang berangkat dari Spanyol, kapal yang ditumpanginya dipimpin oleh Kapten Juan Sebastian del Cano. Di dalam kapal Magellhaens terdapat seorang penulis yang bernama Pigafetta dari Italia. 

Perjalanan ini di tulis oleh Pigafetta yang kemudian menjadi acuan kisah perjalanan Magelhaens. Ekspedisi Magelhaens melanjutkan rute ekspedisi Columbus dengan melalui Samudera Atlantik dilanjutkan ke barat hingga ke pantai timur Amerika Selatan diteruskan ke ujung Benua Amerika.. Mereka melewati selat itu kemudian menamakannya dengan selat Magelhaens. 

Tahun 1521, Magelhaens menyebrangi Samudera Pasifik hingga sampai di Kepulauan Massava. Kepulauan tersebut kemudian dikenal dengan nama Filipina yang diambil dari nama Raja Spanyol Philips III. Di Filipina, Magelhaens membuat tugu peringatan bahwa kepulauan tersebut merupakan wilayah Spanyol. Sama dengan Portugis, Spanyol juga menyebarkan agama di wilayah - wilayah persinggahannya. 

Penyebaran agama ini di sebagian daerah menimbulkan perlawanan - perlawanan, seperti perlawanan orang - orang Mactan yang mengakibatkan Magelhaens terbunuh. Pada akhirnya orang - orang Spanyol harus meninggalkan Filipina untuk pergi ke daerah selatan. Awak kapal yang tersisa akhirnya mendarat di Maluku, di tempat ini mereka menemukan rempah - rempah dan kapal yang tersisa hanya dua saja yaitu Victoria dan Trinidad. 

Pada 1521 bangsa Spanyol sampai di Tidore (Maluku) yang kemudian singgah di Bacan dan Jailolo. Ekspedisi ini dilanjutkan oleh Kapten Del Cano yang memimpin ekspedisi Magelhaens dan kemudian disebut ekspedisi Magelhaens Del Cano berasal dari nama dua orang yang berbeda. Kedatangan bangsa Spanyol disambut baik oleh orang - orang Maluku karena pada saat itu orang - orang Maluku sedang melakukan perlawanan terhadap Portugis. 

Kedatangan bangsa Spanyol di Maluku merupakan impian yang menjadi nyata bagi bangsa Spanyol yaitu sampai di daerah penghasil rempah - rempah. Orang - orang Spanyol kemudian melakukan perdagangan dengan orang - orang Maluku. Kedatangan dan perdagangan bangsa Spanyol di Maluku menimbulkan pertentangan oleh bangsa Portugis yang menganggap bahwa Spanyol melanggar hak monopoli Portugis.Selanjutnya terjadi persaingan dagang antara Portugis dan Spanyol. Persaingan ini juga sejalan dngan dua kerajaan yang sedang bersekutu di Maluku yaitu Kerajaan Ternate dan Tidore. Penyelesaian dari konflik ini yaitu dilakukannya perjanjian Saragoza (Spanyol) pada 1529. Perjanjian ini berisi : 
  1. Spanyol meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina. 
  2. Portugis tetap melakukan kegiatan perdagangan di Kepulauan Maluku. 
Setelah adanya perjanjian ini, Spanyol kemudian kembali ke negaranya melalui jalur barat hingga sampai di Tanjung Harapan dan sampai di Spanyol pada 1522. Ekspedisi ini memakan waktu 3 tahun dari 1519 sampai 1522 dan tersisa 17 orang. Ekspedisi ini dianggap sangat penting bagi sejarah manusia dan ilmu pengetahuan. Hal ini membuktikan bahwa dunia itu bulat, Magellan sebagai pelaut besar yang dikenal dalam sejarah pelayaran. Kemudian raja Spanyol memberikan penghormatan besar kepada pelayaran Magellan Del Cano dan memberikan tiruan bola bumi. Pada bola bumi ini terdapat lilitan tulisan dengan arti "Engkaulah yang pertama kali mengitari diriku". 

C. Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia

Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.

Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika –Tanjung Harapan– Samudra Hindia–Selat Sunda–Banten. Pada saat itu Banten berada di bawah pemerintahan Maulana Muhammad (1580–1605) Kedatangan rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Namun, karenanya sikap yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten. 

Selanjutnya, orang- orang Belanda meneruskan perjalanan ke timur akhirnya sampai di Bali Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck dan Van Waerwyck, dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Sementara itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten sehingga tiga buah kapal mereka penuh dengan muatan rempah-rempah (lada) dan dikirim ke Negeri Belanda, sedangkan lima buah kapalnya yang lain menuju ke Maluku.

Keberhasilan rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri. Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang pertama di Ambon (1602) di kepalai oleh Francois Wittert. Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut:
  • Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang Belanda.
  • Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
  • Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.

D. Masuknya Bangsa Inggris ke Indonesia

Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil menemukan kepulauan Maluku, perdagangan rempah-rempah semakin meluas. Dalam waktu singkat Lisabon berkembang menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat. Dalam kaitan ini Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam perdagangan rempah- rempah karena Inggris mendapatkan rempah-rempah secara bebas dan relatif murah di Lisabon. 

Rempah-rempah itu kemudian diperdagangkan di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa Utara. Tetapi karena Inggris terlibat konflik dengan Portugis sebagai bagian dari Perang 80 Tahun, maka Inggris mulai mengalami kesulitan untuk mendapatkan rempah- rempah dari pasar Lisabon. Oleh karena itu, Inggris kemudian berusaha mencari sendiri negeri penghasil rempah-rempah. 

Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak melibatkan diri dalam perang justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk menemukan daerah penghasil rempah -rempah. Dalam pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah, Inggris sampai ke India. Para pelaut dan pedagang Inggris ini masuk ke India pada tahun 1600.

Inggris justru memperkuat kedudukannya di India. Inggris membentuk kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC). Dari India inilah para pelaut dan pedagang Inggris berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk meramaikan perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, pada abad ke 18, sudah banyak para pedagang- pedagang Inggris yang berdagang sampai ke Indonesia, bahkan sejak Belanda masih berkuasa di Indonesia dengan sekutunya Perancis. Inggris bahkan sempat mengancam monopoli perdagangan yang dilakukan Belanda dengan perusahaan dagangnya, yaitu VOC.

Pada tahun 1602, pemerintah Inggris mengirim utusannya ke Banten guna mengadakan hubungan bilateral antara pedagang Inggris dengan Banten. Hasil dari pertemuan ini adalah diberikannya izin oleh Sultan Banten untuk Inggris mendirikan kantor dagang di Banten. Selain di Banten, Inggris juga membangun kantor dagang di Jayakarta. Hingga abad ke 16, Inggris telah mendirikan banyak kantor dagang di daerah Indonesia, seperti Gowa, Makassar, dan Aceh. Tetapi dengan sikapnya yang sombong dan otoriter, masyarakat Indonesia tidak menyukai pedagang-pedagang Inggris.

Sumber Pembelajaran : 
  • Hapsari, Ratna, dkk. 2015. Sejarah Indonesia kelas XI. Jakarta: Erlangga 
  • Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Sejarah Indonesia kelas XI. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 
  • Herimanto dan Eko Targiyatmi. 2014. Pembelajaran Sejarah Interaktif untuk kelas XI SMA dan MA kelompok wajib ilmu-ilmu sosial. Solo: Platinum. 
  • Ricklefs, M.C (2008). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi 
  • http://penjajahanindonesia.weebly.com/portugis.html

Posting Komentar untuk "Masuknya Bangsa Eropa ke Nusantara: Awal Imperialisme dan Kolonialisme di Indonesia"